Pernah nggak kalian melihat ada
seekor tikus yang terlindas mati di jalan. Biasanya sih merupakan seekor tikus
got dan pemandangan ini bahkan sering sekali terlihat. Dan kemudian saya
berpikikir untuk mengarang asal-usul kenapa selalu aja ada seekor tikus dengan
bodohnya bisa terlindas di jalan.
Baiklah kita mulai aja, dari
perkenalkan pada zaman yang tidak terlalu dahulu ada seekor tikus sebut saja
“Engkus”, biar nyambung aja. Suatu ketika ia sedang bermain bersama
teman-temannya di pinggir selokan. Yah kita tau bahwa mereka tak ingin terlihat
oleh manusia jadi pasti mereka bermain saat malam hari. Hmm, terus mereka
memainkan apa yah? Abisnya di Indonesia terlalu banyak Pamali lah, Bumali lah.
Hufftt. Mau main petak umpet, pasti akan terdengar celoteh “ntar kalau ada yang
hilang gimana?”, “ntar disembunyiin sama setan”. Yah terserah deh, mau main
kejar-kejaran, “nanti capek”, “nanti pas tidur, kakinya gelisah”. -_- Terus
main apa? Yah udah, anggap mereka lagi taruhan apa kek githu. “Tapi kan berjudi
itu haram”. Kampret, ini cerita gue jangan di ganggu. Akhirnya tikus yang
banyak bicara itu mati akibat disumpel mulutnya dengan racun tikus oleh sang
penulis.
Tunggu, cerita nya belum selesai.
Ketika mereka sedang taruhan, Engkus ditantang oleh temannya.
“Kus, kami berani nggak berdiri
ditengah jalan situ?” Tanya si Tono, udah anggap aja namanya Tono.
“Nggak ah, kan kata mama nggak boleh
main di jalan, berbahaya.” Jawab si Engkus sambil menggurui.
“Ah, cemen loe. Masa gitu aja nggak
berani.” Ejek si Tono
“Emang kamu berani?” Tanya si Engkus
meragukan.
“Berani kok. Lihat yah.” Tono pun
berjalan dengan semangat ke tengah jalan melihat ke kanan dan kiri lalu berdiri
dengan bangga di tengah jalan.
“Lihat Engkus, aku beranikan.”
Teriak Tono sombong dari tengah jalan.
“Oke, aku percaya. Ayo cepat balik,
Ton. Ntar ada kendaraan lewat.” Jawab Engkus khawatir. Kemudian tikus-tikus
lainnya datang dan meneriaki nama “Tono”, ia dipuja seperti pahlawan karena telah
berani melakukan hal tersebut.
“Tono, Tono, Tono. Ayo Tono, kamu
keren banget.” Terdengar dari salah satu tikus yang berteriak. Tono yang saat
itu besar kepala, memilih diam dan tak mendengar kata-kata Engkus. Ia sangat
menikmati tiap detiknya dipuja oleh tikus-tikus lainnya. Tiba-tiba, terdengar
suara motor yang sangat keras. Ban motor tersebut terlihat sangat besar oleh
Tono. Ia tak mampu menghindari ban motor yang telah begitu dekat dengan diri
nya. Dan kemudian “SPLASSSHHH”, Tono pun tergilas oleh ban motor dengan segala
kesombongan serta keras kepalanya. Hal ini pun tak menjadi pelajaran buat
tikus-tikus yang lain. Bahkan semakin banyak tikus-tikus lain yang sombong dan
tak belajar dari kesalahan Tono dan menganggap bahwa Tono hanya lagi kurang beruntung.
Dan akhirnya menyusul Tono menghadap ke sang pencipta. Terus gimana dengan
Engkus? Dia hidup bahagia dengan wanita yang dipilihnya bersama dengan
anak-anak tercintanya. Dia mengajari agar anak-anaknya agar tak sombong dan
selalu mendengar nasehat orang lain. Nggak nyambung? Yah udah, namanya juga
cerita ngawur. Hahaha, cukup sekian dan terima kasih. :D
#Rico Alandra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar